RSS

Bersama KOPHI Mencegah Banjir Lewat Lubang Biopori

     Banjir merupakan salah satu masalah besar di Jakarta, selain sampah yang terus menggunung. Banjir selalu melanda Jakarta setiap kali musim hujan. Entah apa yang terjadi sehingga air itu terus menggenang. Salah satu penyebab yang paling mungkin adalah kurangnya resapan air di Jakarta.

     Biopori sendiri merupakan suatu lubang resapan yang diisi oleh timbunan daun kering serta sampah organik lainnya dengan hasil samping berupa pupuk kompos untuk tanaman. Dengan timbunan sampah organik ini, cacing tanah diharapkan untuk datang dan menciptakan pori - pori kecil di tanah yang dapat dilalui oleh air hujan. Selain itu, cacing tanah yang datang bisa menggemburkan tanah tersebut dan mengubah daun - daunan kering menjadi pupuk kompos.


     Sebagai wujud nyata dalam rangka mencegah banjir di kawasan SMA Regina Pacis Jakarta, FORKOKIR bersama dengan KOPHI menyelenggarakan sebuah acara edukasi pembuatan lubang biopori di lapangan rumput SMA Regina Pacis Jakarta pada Sabtu, 23 Maret 2013 lalu. Di sana, para anggota FORKOKIR dibina dan dibimbing langsung oleh kakak-kakak dari KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) untuk mempelajari lebih jauh seputar biopori.

     Awalnya, seluruh anggota FORKOKIR dibekali pengetahuan dasar seputar biopori yang disajikan oleh kakak-kakak dari KOPHI. Mulai dari alat pembuat lubang biopori, penemu alat tersebut, cara membuat biopori, perawatan biopori, macam - macam biopori, hingga fungsi biopori dan bedanya dengan sumur resapan, semuanya dibahas dengan jelas dan sangat lengkap. Tak hanya sampai di situ, para peserta juga diperbolehkan bertanya kepada kaka k-kakak dari KOPHI perihal biopori dan hal - hal yang masih kurang jelas.


     Tak hanya belajar teori, pada hari itu juga, anggota FORKOKIR didampingi oleh kakak -kakak KOPHI langsung mempraktikan ilmu yang baru saja didapat dengan cara membuat lubang biopori bersama-sama! Mula-mula, dari seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok -kelompok kecil yang berisikan empat sampai lima orang. Tiap kelompok kemudian didampingi oleh satu orang perwakilan dari kakak-kakak KOPHI. Kemudian, setiap kelompok bertugas untuk membuat empat lubang biopori di lapangan rumput SMA Regina Pacis! 

Dibagi kelompok

Menuju lapangan

Dicontohkan dulu

Baru deh bikin sendiri

     Teriknya matahari tak menyurutkan semangat seluruh anggota FORKOKIR maupun kakak - kakak dari KOPHI untuk turut berpartisipasi dalam rangka mencegah banjir lewat pembuatan biopori ini. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul dua belas siang. Saatnya istirahat sejenak untuk makan siang dan snack. Tak hanya makan, anggota FORKOKIR dan kakak - kakak dari KOPHI juga turut beramah-tamah. Apalagi dengan diadakannya sebuah game seru yang menambah keakraban. 

     Setelah istirahat, pembuatan biopori kembali dilanjutkan. Lubang - lubang yang telah selesai dibuat, kemudian diisi dengan sampah organik yang akan membantu proses penyerapan air sekaligus nantinya akan disulap menjadi pupuk kompos. Akhirnya, lubang biopori pun disemen agar lebih awet dan kuat, serta tidak tertimbun tanah lagi

Lubangnya disemen

Jadinya seperti ini

     Seiring terbenamya sang surya, kebersamaan antara FORKOKIR dan kakak - kakak dari KOPHI pun harus berakhir. Acara pun ditutup dengan foto bersama. Hari yang melelahkan namun sarat makna dan penuh kebahagiaan. Sukses selalu untuk KOPHI dan semoga lubang biopori di SMA Regina Pacis dapat terus dimaksimalkan penggunaannya! 


Bagaimana? Tertarik mencegah banjir dengan biopori? Selain dapat kompos gratis, kalian juga bisa mencegah banjir lho!

Liputan mengenai acara biosafari ini juga dapat dilihat di Gadis, The Student Globe, Sindo, Warta kota, Hijauku, Tribun news, Sinergi muda, Me Asia Magazines, Shunzotech, Pokja AMPL, dan Balok es

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar